SEGERA GABUNG

Berdasarkan hasil penelitian IPB dan BAZNAS tahun 2011 potensi ZIS di Indonesia mencapai Rp 217 triliun artinya sangat mungkin dapat mengentaskan kemiskinan di Negeri ini.Ayo gabung untuk memperoleh rezeki yang melimpah dan halal [Klik Disini]

Senin, 14 Mei 2012

Meraih Kebahagiaan dengan sedekah

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim no. 1631)

Para pembaca yang dirahmati Alloh Jalla wa’ala,
Banyak manusia yang terbuai dan terpedaya oleh harta, dan tidak sedikit diantara kita yang sadar bahwa pangkal kericuhan dan kerusakan pada diri, keluarga, lingkungan, bahkan negeri ini adalah Harta. Pembaca yang budiman, salah satu obat yang termanjur untuk menghadapi ini semua adalah sedekah ( kok . . .bisa!!!), yah! karena sedekah adalah salah satu amal yang dianjurkan oleh Rosululloh Solallohualaihi wassalam dari sekian banyak amaliah yang lain.
Sobat muda yang budiman, hadits diatas sangatlah terang dan jelas bagi kita, bahwa sedekah jariyah atau amal jariyah mempunyai keutamaan yang sangat tinggi, maka diantara faedah hadits diatas, diantaranya
Pertama: Jika jasad dan ruh  terpisah, amalannya terputus. Dari sini menunjukkan bahwa seorang muslim hendaklah memperbanyak amalan sholeh sebelum ia meninggal dunia.
Kedua: hamba Alloh setelah meninggal dunia sekali pun ia masih bisa mendapat pahala, inilah karunia Alloh Jalla Wa’ala.
Ketiga: Amalan yang masih terus mengalir pahalanya walaupun setelah meninggal dunia
Keempat: Di antara kebaikan lainnya yang bermanfaat untuk mayit muslim setelah ia meninggal dunia yang diberikan orang yang masih hidup adalah do’a kebaikan yang tulus kepada si mayit tersebut. Do’a tersebut mencakup do’a rahmat, ampunan, meraih surga, selamat dari siksa neraka dan berbagai do’a kebaikan lainnya.
Kelima: Konteks Sabda nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam “atau anak sholeh yang mendo’akannya”, tidaklah dipahami bahwa do’a yang manfaat hanya dari anak saja. Bahkan do’a kebaikan orang lain untuk si mayit tersebut tetap bermanfaat insya Allah. Oleh karena itu, kaum muslimin disyari’atkan melakukan shalat jenazah terhadap mayit lalu mendo’akan mayit tersebut walaupun mayit itu bukan ayahnya.
Sahabat muda yang berbahagia,
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah (631-676 H) berkata: “Hadits ini (menunjukkan) keutamaan bersedekah serta berbuat baik kepada orang-orang miskin dan ibnu sabil. Demikian pula, (menunjukkan) keutamaan seorang yang makan dari hasil jerih payahnya dan keutamaan berinfak untuk keluarga.”( Syarah Shahih Muslim karya An-Nawawi rahimahullah 18/115 )
Hadits diatas juga menunjukkan bahwasanya sedekah tidaklah mengurangi harta, apalagi memusnahkannya ( nggak mungkin kali…!).
Saudaraku, semoga Allah Jalla Wa’ala memberkahi dan merahmati kita. Pernahkah terbersit bahwasannya sedekah yang kita keluarkan akan mengurangi harta atau memusnahkannya? Mungkin bersitan itu pernah muncul pernah teringiang di relung lubuk hati kita ( kita…???….). Demikian syetan membisiki dada-dada manusia, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam Al-Qur’an:
Syetan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan dari-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui.” (Al-Baqarah: 268)
Syetan senantiasa menghalangi manusia dari kebajikan, menghalangi mereka dari sedekah dan menakut-nakutinya dengan kemiskinan. Sementara Allah Jalla Wa’ala berjanji akan memberikan ampunan dan keutamaan yang besar. Di sinilah manusia diuji, apakah dia kokoh meyakini janji Allah Jalla Wa’ala atau lebih menuruti bujuk rayu syetan.
Rahmat Allah Jalla Wa’ala demikian luas. Keutamaan-Nya tidak terhingga. Sedekah yang dikeluarkan hamba-Nya tidaklah mengurangi harta, demikianlah janji Allah Jalla Wa’ala sebagaimana terucap dari lisan Rasulullah Solallohualaihi wassalam:
“Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan, serta tidaklah seseorang merendahkan diri di (hadapan) Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya.” (HR. Muslim no. 2588 dan At-Tirmidzi no. 2029 dari sahabat Abu Hurairah)
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah (1308-1376 H) menerangkan bahwa hadits ini menunjukkan keutamaan sedekah. Sedekah tidaklah mengurangi harta. Kalaulah kita anggap bahwa sedekah itu mengurangi harta dari satu sisi (yakni jumlahnya…?.), namun tambahan bagi harta sungguh akan dilimpahkan dari sisi-sisi lain.
Dengan sedekah, harta akan Allah Jalla Wa’ala berkahi. Dengan sedekah, harta akan diselamatkan dari kejelekan-kejelekan dan akan berkembang. Dengan sedekah, pintu-pintu rezeki dibukakan, bagi orang yang bersedekah akan dibukakan sebab-sebab bertambahnya harta, yang semuanya itu tidak diberikan bagi orang yang tidak bersedekah.
Para pembaca yang semoga dirahamati Alloh Jalla Wa’ala,  Jika demikian keutamaan sedekah akankah kemudian bisa kita bandingkan keutamaan-keutamaan tersebut dengan keluarnya sebagian kecil dari harta yang disedekahkan? Sungguh, sedekah yang dikeluarkan pada tempatnya –karena Allah Jalla Wa’ala – tidak pernah memusnahkan harta, bahkan menguranginya pun tidak, sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah Solallohu’alaihi wassalam. Demikian pula kenyataan yang kita saksikan dan pengalaman yang terjadi, seluruhnya menunjukkan bahwa sedekah tidaklah mengurangi harta. ( Lihat Bahjah Qulub Al-Abrar karya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullah hal. 188, syarah hadits ke-34 )

Para pembaca rahimakumullah, Allah Jalla Wa’ala memerintahkan malaikat untuk mendoakan kebaikan atas mereka. Dalam sebuah hadits, Rasulullah Solallohu’alaihi wassalam bersabda:
“Tidaklah suatu hari di mana hamba-hamba Allah masuk di pagi hari, melainkan selalu turun dua malaikat. Salah satu dari keduanya berdoa: ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi mereka yang berinfak.’ Adapun malaikat kedua dia berdoa: ‘Ya Allah, berilah kebinasaan bagi mereka yang menahan sedekah.’’(HR.Al-Bukhari no. 1442 dan Muslim no. 1010 dari hadits Abu Hurairah)
Allah pun ganti dan tambah harta mereka, sebagaimana Dia telah berjanji:
Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Q.S Saba’: 39)
 “Apa yang di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S An-Nahl: 96)
Demikian Rasulullah n mendidik istri dan sahabatnya sampai hakikat ini tertanam dalam dada. Sehingga kita tidak heran ketika mereka menginfakkan separuh hartanya, sebagian atau bahkan seluruh hartanya di jalan Allah l sebagaimana dilakukan Abu Bakr Ash-Shiddiq radhiyallahu anhu. Mereka yakin bahwa apa yang disisi Allah Jalla Wa’ala itulah yang kekal. Mereka yakin pula Allah Jalla Wa’ala akan mengganti apa yang dikeluarkan dengan ganti yang berlipat dan lebih baik.
Adalah Utsman bin ‘Affan radhiyallahu anhu –beliau keluarkan seribu dinar (emas) – guna menyiapkan Jaisyul ‘Usrah saat perang Tabuk. Beliau siapkan 30.000 pasukan dengan harta beliau. Allahu Akbar! Tidak sedikitpun terbersit dalam benak beliau kemiskinan. Beliau pun meraih apa yang lebih baik di sisi Allah Jalla Wa’ala. Seraya membolak-balikkan emas yang Utsman radhiyallahu anhu infakkan, RasulullahSolallohu’alaihi wassalam bersabda:
Tidaklah membahayakan bagi Utsman apapun yang dia lakukan sesudah hari ini.”( At-Tirmidzi dalam As-Sunan no. 3701)  “Karena sesungguhnya beliau telah diampuni”  (Demikian diterangkan Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi). Disadur di www.firanda.comwww.Rumaysho.com, www.salafiyunpad.wordpress.com, www.muslim.or.id
Oleh : Abu Syauqi Al-Atsari As-Sundawy
http://www.bintangpelajarinstitute.com/%E2%80%9Cmeraih-kebahagiaan-dengan-sedekah%E2%80%9D 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar